Saturday, October 29, 2011

cerita ngentot dengan tiga sepupuku

Sebelumnya kuperkenalkan diri namaku Rudy tinggi 170 cm berat badan 55 kg umurku sekarang 20 tahun asalku dheri Sragen sekarang aku telah masuk jenjang perguruan tinggi negeri di kota Solo.

ngentot ibu kandung

Tepatnya pada malam hari,tanggal 24 januari 1999 yang lalu. waktu itu umur saya masih 19 tahun. saya mengalami kejadian yang tidak masuk akal. pada waktu itu sekitar pukul sembilan malam aku mau pergi ke kamar mandi. secara samar-samar aku mendengar suara desahan yang bersal dari dalam tempat itu. Dengan rasa penasaran aku buka pintu kamarmandi itu dengan perlahan.oohh…. ternyata apa yang ku lihat sempat membuatku tidak percaya. di sana aku melihat ibuku sedang melakukan onani senggan menggunakan ujung sikat gigi yang di masukkan ke dalam lubang anusnya. betapa terkejutnya beliau waktu itu. lalu ibu berkata” sini sayang,janggan bilang sama siapa-siapa ya, kalau mama melakukan ini…… terus tanpa di sangka beliau mengatakan “donga…… kalau donga mau merasakan enaknya ngelakuin ini , ibu bisa bantu kok” . tanpa sempat menjawab lagi, tiba-tiba ibu langsung menarikku masuk dan langsung menjilati mulutku dengan penuh nafsu dan rintihan.”oooooooohhhhhhggg….. keluarin lidahnya dong sayang,biar ibu enak ngulummnya shhhhhoooohhhh….. lagi-lagi ia merintih kenikmatan setelah mempermainkan lidahku dengan mulutnya. di keluar masukkannya lidah ibu ke dalam mulutku,dan aku pun membalasnya dengan lebih bernafsu lagi. karena sudah terlanjur nafsu,.lalu aku menanggalkan pakaianku. “oohh..biar ibu saja yang melepaskannya sayang”.kata ibuku.

nikmatnya memek widya

Lega rasanya aku melihat pagar rumah kosku setelah terjebak dalam kemacetan jalan dari kampusku. Kulirik jam tanganku yang menunjukkan pukul 21.05 yang berarti aku telah menghabiskan waktu satu jam terjebak dalam arus lalu-lintas Jakarta yang begitu mengerikan. Setelah memarkir mobilku, bergegas aku menuju ke kamarku dan kemudian langsung menghempaskan tubuh penatku ke ranjang tanpa sempat lagi menutup pintu kamar.

Fresh meat hitchhikers making love hard

Fresh meat hitchhikers making love hard:

WOT Toge

Suka Maen di Atas pokoknya, mana toketnya gede banget lagi...

cerita panas dengan ibuku- 1

Aku Iwan, masih kelas 3 di salah satu SMU di Jakarta Selatan dan tinggal bersama Papa dan Mami serta adikku Ita yang sekolahnya sama dengan sekolahku, hanya Ita masih duduk di kelas 1 dan masuk siang, sedangkan semua kelas 3 kebagian masuk pagi. Di rumahku juga ada seorang pembantu yang agak tua. Perlu diketahui, Mama kandungku telah meninggal beberapa tahun yang lalu akibat sakit, dan Papaku mengawini adiknya Mama kira-kira setahun yang lalu. Aku serta Ita memanggilnya Mami yang sebelumnya memang sudah kami kenal dengan baik. Habis dia kan tanteku juga.

cerita panas dengan ibuku- 1

Aku Iwan, masih kelas 3 di salah satu SMU di Jakarta Selatan dan tinggal bersama Papa dan Mami serta adikku Ita yang sekolahnya sama dengan sekolahku, hanya Ita masih duduk di kelas 1 dan masuk siang, sedangkan semua kelas 3 kebagian masuk pagi. Di rumahku juga ada seorang pembantu yang agak tua. Perlu diketahui, Mama kandungku telah meninggal beberapa tahun yang lalu akibat sakit, dan Papaku mengawini adiknya Mama kira-kira setahun yang lalu. Aku serta Ita memanggilnya Mami yang sebelumnya memang sudah kami kenal dengan baik. Habis dia kan tanteku juga.

cerita panas dengan ibuku- 1

Aku Iwan, masih kelas 3 di salah satu SMU di Jakarta Selatan dan tinggal bersama Papa dan Mami serta adikku Ita yang sekolahnya sama dengan sekolahku, hanya Ita masih duduk di kelas 1 dan masuk siang, sedangkan semua kelas 3 kebagian masuk pagi. Di rumahku juga ada seorang pembantu yang agak tua. Perlu diketahui, Mama kandungku telah meninggal beberapa tahun yang lalu akibat sakit, dan Papaku mengawini adiknya Mama kira-kira setahun yang lalu. Aku serta Ita memanggilnya Mami yang sebelumnya memang sudah kami kenal dengan baik. Habis dia kan tanteku juga.

cerita panas dengan ibuku- 1

Aku Iwan, masih kelas 3 di salah satu SMU di Jakarta Selatan dan tinggal bersama Papa dan Mami serta adikku Ita yang sekolahnya sama dengan sekolahku, hanya Ita masih duduk di kelas 1 dan masuk siang, sedangkan semua kelas 3 kebagian masuk pagi. Di rumahku juga ada seorang pembantu yang agak tua. Perlu diketahui, Mama kandungku telah meninggal beberapa tahun yang lalu akibat sakit, dan Papaku mengawini adiknya Mama kira-kira setahun yang lalu. Aku serta Ita memanggilnya Mami yang sebelumnya memang sudah kami kenal dengan baik. Habis dia kan tanteku juga.

cerita panas dengan adiku 2

Beberapa detik masih terngiang tentang kejasusan tadi. Adikku yang terakung telah aku saksikan dalam kondisi paling privat. Tiba-tiba secara fisik aku merasa Dody seperti bukan adik kecilku yang dulu selalu bergulat berguling-guling di lantai denganku yang sampai kemherin masih suka bermanja-manja di pangkuanku. Masih terngiang bentuk kontol kemaluannya yang menurutku besar. Dalam hal ini aku betul-betul buta tentang ukuran-ukuran itu, bayanganku dulu kontol kemaluan paling besar dan panjang ialah sebesar kemasan Redoxon saja. Tetapi di kemususan hheri kuketahui bahwa memang ada kontol kemaluan yang segitu bahkan lebih kecil, tetapi ada juga yang sebesar botol Aqua ukuran sgilag itu.

perjalanan nafsu febi

Kulepaskan tubuh Febi, kambali kami bercinta dengan doggie style, tak terasa lebih setengah jam kami bercinta, belum ada tanda tanda orgasme diantara kami. Kami berganti posisi, Febi sudah di pangkuanku, tubuhnya turun naik mengocokku, buah dadanya berayun ayun di mukaku, segera kukulum dan kusedot dengan penuh gairah hingga kepalaku terbenam diantara kedua bukitnya. Gerakan Febi berubah menjadi goyangan pinggul, berputar menari hula hop di pangkuanku, berulang kali dia menciumiku dengan gemas, sungguh tak pernah terbayangkan kalau akhirnya aku bisa saling mengulum dengannya. Tak lama kemudian, tiba tiba Febi menghentikan gerakannya, dia juga memintaku untuk diam.
“Sebentar Om, Febi nggak mau keluar sekarang, masih banyak yang kuharapkan dari Om” katanya sambil lebih membenamkan kepalaku di antara kedua bukitnya, aku hampir tak bisa napas.
“Kamu turun dulu” pintaku
“Tapi Om, Febi kan belum” protesnya
“Udahlah percaya Om” potongku

cerita panas dengan ibuku – 2

Beberapa saat kemudian, tanganku kupindahkan ke vaginanya dan klitoris Mami kugosok-gosok dengan jariku. Hal ini membuat kocokan tangan Mami di batang kemaluanku semakin cepat, membuat nafasku semakin tidak teratur dan nafas Mami kembali terengah-engah. Setelah beberapa menit berciuman dan nafas kami berdua sudah tidak beraturan lagi, secara perlahan Mami menghentikan kocokan di penisku, dan menghentikan ciumannya serta terus berbisik di dekat telingaku.
“Iwaan, Mamiii sudaaah… nggak.. tahaaan Waan.. toloong.. punyanya Waan.. dimasukin.. ke Mamii.., Waaan. Ayoo.., Waan..!”

cerita ngentot dengan tiga sepupuku

Sebelumnya kuperkenalkan diri namaku Rudy tinggi 170 cm berat badan 55 kg umurku sekarang 20 tahun asalku dheri Sragen sekarang aku telah masuk jenjang perguruan tinggi negeri di kota Solo.



Pengalaman seks yang pertama kualami terjadi sekitar 4 tahun lalu, tepatnya waktu aku masih duduk di bangku SMU kelas 1 berumur 16 tahun. Karena rumahku berasal dheri desa maka aku kost dirumah kakakku. Saat itu aku tinggal bersama kakak sepupuku yang bernama Mbak Fitri berumur 30 tahun yang telah bersuami dan memmempunyaii 2 orang putri yang masih kecil-kecil, tapi di tempat tinggal bukan cuma kami berempat tapi ada 2 orang lagi adik Mbak Fitri yang bernama Wina waktu itu berumur 19 tahun kelas 3 SMK dan adik dheri suami kak Fitri bernama Asih berumur 14 tahun.



Kejasusan tersebut terjadi karena seringnya aku mengintip mereka betiga detik mandi lewat celah di dinding kamar mandi. Biarpun salah satu susanatara mereka suadah berumur kepala 3 tapi kondisi tubuhnya sangat mengnafsukan dan mengnafsukan toketnya semok, besar dan belahan memeknya woowĆ¢€¦terlihat sangat ohĆ¢€¦oooght nggak ku-ku boĆ¢€¦



Saat malam hheri detik aku tidur dilantai beralaskan tikar, di ruang tamu yang gelap bersama Mbak Wina, di mulai sich aku biasa-biasa saja tapi setelah lama seringnya aku tidur bersama Mbak Wina maka aku akhirnya tak tahan juga. Malam-malam pertama detik dia tertidur pulas aku cuma berani mencium kening dan mengelus rambutnya yang harum. Malam berikutnya aku telah mulai berani mencium bibirnya yang mengnafsukan mungil, tanganku mulai meremas-remas toketnya yang padat berisi lalu memijat-mijat memeknya yang, oh rupanya empuk bagai kue basah yangĆ¢€¦Ć¢€¦ohĆ¢€¦oh.., aku melihat matanya masih terpejam pertanda ia masih tertidur tapi dheri mulutnya mendesah dengan suara yang tak karuan.



“AhĆ¢€¦..ughtĆ¢€¦..hhhhhhĆ¢€¦.hmmmm” rintihan Mbak Wina mulai terdengar.

Tanganku terus bergerilya menjamah semua tubuhnya.detik aku menciumi memeknya yang masih tertutup calana, ia mulai terbangun aku takut sekali jangan-jangan ia akan berteriak atau marah-marah tapi dugaan ku meleset.

Ia malah berkata, “Dik teruskanĆ¢€¦.. aku telah lama mendambakan detik-detik seperti ini ayo teruskan sajaĆ¢€¦Ć¢€¦..”

Bagai memperoleh angin segar aku mulai membuka kaos yang ia gunakan kini terpampang toket yang mengnafsukan masih terbungkus BH. BH-nya lalu kubuka dan aku mulai mengulum putingnya yang telah makin keras gantian aku emut yang kiri dan kanan tukaran.



“Mbak, maafkan aku tak sanggup membatalkan birahi birahiku!”

“Nggak apa-apa kok dik aku suka kok adik mau melekukan ini pada mbak karena aku gak pernah merasakan yang seperti ini” jawab Mbak Wina.

Setelah puas kupermainkan payudarnya lalu aku mulai membuka rok bawahannya.biarpun kedaan gelap gulita aku tahu tempat memek yang menggiurkan, terus kubuka CD nya, lalu kuciumi dengan lembut.

“CupĆ¢€¦cupĆ¢€¦sretĆ¢€¦. srettttttttttt”, suara jilatan lidahku.

“OughtĆ¢€¦Ć¢€¦oughtĆ¢€¦.terus dik enakĆ¢€¦..!!!”

Karena takut ketahuan penghuni rumah yang lain aku dengan segera mengangkan kedua kakinya lalu kumasukkan kontolku yang mulai tegang kedalam memeknya yang basah.



“EhmmĆ¢€¦ohĆ¢€¦ehhhhhĆ¢€¦. mmmmhhh”, rintih kakakku keenakan.

Setelah kira-kira setengah jam aku mulai merasakan kepuasan yang akan segera mencapai puncak demikian juga dengan dia.

“Crot..cretĆ¢€¦cretttttttĆ¢€¦. crettttttttttt”, akhirnya pejuhku kukeluarkan di dalam memeknya.

“OhĆ¢€¦Ć¢€¦”

Rupanya ia masih perawan itu kuketahui karena mencium bau darah segar.

“Terima kasih dik kamu telah memuaskan Mbak, Mbak akung padamu lain kali kita sambung lagi yach?”

“Ok deh mbak”, sahutku.



Setelah selesai menggunakan baju kembali aku dan dia tidur berpelukan sampai pagi. Sebenarnya kejasusan malam itu kurang leluasa karena takut penghuni rumah yang lain pada tahu,sehingga suatu ketika kejasusan itu aku ulang lagi.

Masih ingat dalam ingatan hheri itu minggu pagi,detik mbak Fitri dan adiknya Asih bersama keuarga yang lain bteriakkat ke supermarket yang gak begitu jauh dheri rumah kami.Karena keadaan rumah yang sepi yang ada cuma aku dan Mbak Wina, aku mulai menutup semua pintu dan jendela. Kulihat Mbak Wina sgilag menyeterika dengan diam-diam aku mendekapnya dengan erat dheri balakang.



“Dik jangan sekarang aku lagi nyetrika tunggu sebentar lagi yachĆ¢€¦Ć¢€¦ akungĆ¢€¦.!” pinta Kak Wina.

Tapi aku yang telah berbirahi nggak memperdulikan ocehannya, segera kumatikan setrika, kuciumi bibirnya dengan ganas.

“HmĆ¢€¦eghtĆ¢€¦. hmmmmmĆ¢€¦Ć¢€¦. eghtĆ¢€¦!”



Karena masih dalam posisi berdiri sehingga tak leluasa melakukan cumbuan, aku bopong ia menuju ranjang kamar.

Kubheringkan ia di ranjang yang bersih itu lalu segera kulucuti semua bajunya dan baju ku hinggas kami berdua telanjang bulat tanpa sehelai benang pun yang menempel. WowĆ¢€¦Ć¢€¦tubuh kakakku ini memang benar sempurna tinggi 165 cm berat sekitar 50 kg sungguh sangat ideal, toketnya membusung putih bagaikan salju dengan puting merah jambu dan yang bikin dada ini bergetar dibawah pusarnya itu lhoĆ¢€¦Ć¢€¦. bukit kecil kembar ditengahnya mengalir sungai di hiasai semak-semak yang rimbun.



Kami berdua tertawa kecil karena melihat tubuh lawan jenis masing-masing itu terjadi sebab detik kami melakukan yang pertama keadaan sangat gelap gulita tanpa cahaya. Sehingga tidak bias melihat tubuh masing-masing.

Aku mulai menciumi muka tanpa ada yang terlewatkan, turun ke lehernya yang jenjang kukecupi sampai memerah lalu turun lagi ke toketnya yang mulai makin keras, kujilati toket gantian kanan kiri dan kugigit kecil bagian putingnya hingga ia menggelinjang tak karuan.



Setelah puas bermain di bukit kembar tersebut aku mulai turun ke bawah pusar, ku lipat kakinya hingga terpampang jelas seonggok daging yang kenyal di tumbuhi bulu yang lebat. Lidahku mulai menyapu bagian luar lanjut ke bagian dinding dalam memek itu, biji itilnya ku gigit slow sampai ia keenakan menjambak rambutku.

“Ught..ughĆ¢€¦hah ohĆ¢€¦.ohĆ¢€¦..”rintihan nikmat keluar dheri mulut Kak Wina.



Setelah kira-kira 15 menit aku permainkan memeknya rasanya ada yang membanjir di memeknya rasanya manis asin campur aduk tak karuan kusedot semua cairan itu sampai bersih, rupanya ia mulai klimak. Mungkin saking asyiknya kami bercumbu tanpa kami sadheri rupanya dheri tadi ada yang melihat pergumulan kami berdua, Mbak Fitri dan adik suaminya, Asih telah berdiri di pinggir pintu. Mungkin mereka balik berdua tanpa suaminya dan kedua anaknya yang masih singgah ke rumah Pakdhenya mereka ketuk pintu tapi nggak ada sahutan lalu mereka menuju pintu daur yang lupa tak aku kunci. Aku dan Mbak Wina kaget setengah mati, malu takut bercampur menjadi satu jangan-jangan mereka marah dan menceritakan kejasusan ini pada orang lain. Tapi yang terjadi sungguh diluar dugaan kami berdua, mereka bahkan ikut nimbrung sehingga kami menjadi berempat.



“Dik main gituan kok kakak nggak di ajak sich kan kakak juga mau, telah seminggu ini suami kakak nggak ngajak gituan”, ucap Mbak Fitri.

“Ini juga baru mulai kak!” sahutku.

“Mas aku boleh nyoba seks sama Mas?” tanya Asih.

“Boleh”.

Aku dan Kak Wina selanjutnya menyuruh mereka berdua melepas semua bajunya.

“Ck.. ckĆ¢€¦ckĆ¢€¦Ć¢€¦ckĆ¢€¦Ć¢€¦”, guman ku.

Sekarang aku dikerubung 3 bidadheri mengnafsukan sungguh beruntung aku ini.



Mbak Fitri tubuhnya masih sangat kencang toketnya putih agak besar kira-kira 36 B memeknya indah sekali. Sgilagkan Asih tubuhnya agak kecil tapi mulus, dadanya telah sebesar buah apel ukuranya 34 A memeknya terlihat sempit baru ditumbuhi bulu yang belum begitu lebat. Pertama yang kusteriak ialah Mbak Fitri karena telah lama aku berimajinasi bersetubuh dengannya aku menciumi dengan ganas pentilnya kuhjilat dalam-dalam agar air toketnya keluar, setelah keluar kuminum sepuasnya rupanya Mbak Wina dan Asih juga keingin merasakan air toket itu sehingga kami bertiga berebut untuk memperolehkan air toket tersebut, sambil tangan kami berempat saling remas, pegang dan memasukam ke dalam memek satu sama lain.



Setelah puas dengan permainan itu, aku meminta agar mereka berbhering bheris sehingga kini ada 6 gunung kembar yang semok berada di depanku. Aku mulai mengulum toket mereka satu per satu tukaran sampai 6, aku makin beringas detik kusuruh mereka menungging semua, dheri belakang aku menjilati memek satu persatu rasanya bagai makan biscuit Oreo di jilat terus lidahku kumasukkan ke dalam memek mereka.



Giliran mereka mengulum kontolku tukaran.

“HohĆ¢€¦. hooooooooooĆ¢€¦Ć¢€¦ hhhhhhhhhhĆ¢€¦Ć¢€¦ ehmmmmmmmmm”, desah mereka bertiga.

Aku yang dheri tadi belum klimak makin buas memepermainkan toket dan memek mereka, posisi kami sekarang telah tak beraturan. Saling peluk cium jilat dan sebagainya pokok nya yang bikin puas, hingga mereka memberi isyarat bahwa akan sampai puncak.

“Dik aku mau keluar”

“Mas aku juga”

“Aku hampir sampai”, kata mereka tukaran.

“Jangan di buang percuma, biar aku minum!”, pintaku

“Boleh”, kata Mbak Fitri.

Aku mulai memasang posisi kutempelkan mulutku ke memek mereka satu persatu lalu kuhjilat dalam-dalam sampai tak tersisa, segarnya bukan main.

“Srep.., srep”.

Heran, itulah yang ada di benakku, aku gak pernah nge-ngentot sama mereka kok udah pada keluar, memang mungkin aku yang terlalu kuat.



Karena telah tidak sabar aku mulai memasukkan kontolku de dalam memek Mbak Wina kugenjot naik turun pinggulku agar nikmat, sekitar 5 menit kemususan aku gantian ke Kak Fitri, biarpun telah beranak 2 tapi memeknya masih sempit seperti perawan saja.

“Dik enakĆ¢€¦Ć¢€¦. UhĆ¢€¦Ć¢€¦ ohĆ¢€¦..terussssssss!”, desahnya.

“Emang kok KakĆ¢€¦Ć¢€¦.. hhhhhhh ehmmĆ¢€¦..”

“Mas gantianku kapan..?”, rupanya Asih juga telah tak tahan.

“Tunggu sebentar akung.”



Sekitar 10 menit aku main sama kak Fitri sekarang gantian Asih, dengan slow aku masukkin kontolku, tapi yang masuk cuma kepalanya. Mungkin ia masih perawan, baru pada tusukan yang ke 15 semua kontolku bisa masuk ke saring memeknya.

“Mas……. sakit….. mas…… oght…….. hhohhhhhh…….”, jerit kecil Asih.

“Nggak apa-apa nanti juga enak, Sih!”, ucapku memberi semangat agar ia bahagia.

“Benar Mas sekarang nikmat sekali… oh.. ought..”



Rupanya bila kutinggal ngeseks dengan Asih, kak Fitri dan Kak Wina tak ketinggalan mereka saling kulum, jilat dan saling memasukkan jheri ke memeknya masing-masing. Posisiku di bawah Asih, di atas ia memutar-mutar pinggulnya memompa naik turun sehingga toketnya yang masih kecil terlihat berputar lucu, tanganku juga tidak tinggal diam kuremas-remas putingnya dan kusedot, kugigit sampai merah.



Karena telah berlangsung sangat lama maka aku ingin segera mencapai puncak, dalam posisi masih seperti semula Asih berjongkok di atas kontolku, kusuruh Mbak Fitri naik keatas perutku sambil membungkuk agar aku bisa menetek, eh…, bener juga lama-lama air toketnya keluar lagi, kuminum manis sekali sampai terasa mual. Mbak Wina yang belum dapat posisi segera kusuruh jongkok di atas mulutku sehingga memeknya tepat di depan mulutku, dan kumainkan itilnya.

Ia mendesah seperti kepedasan.



“Ah……… huah…….. hm…….!”

Tanganku yang satunya kumasukkan ke memek Mbak Fitri, kontolku digarap Asih, mulutku disumpal kemaluan Mbak Wina, lengkap telah.

Kami bermain gaya itu sekitar 30 menit sampai akhirnya aku mencapai puncak kepuasan.

“Ought……… hmmmmmm…… cret… crot…..”

“Enak Mas…….!” desah Asih.

Spermaku ku semprotkan kedalam memek Asih dan keluarlah cipratan pejuhku bercampur darah menandakan bahwa ia masih perawan. Kami berempat sekarang telah mencapai puncak hampir bersamaan, lelah dan letih yang kami rasakan.

Sebelum kami berbaju kembali sisa-sisa pejuh di kontolku di jilati sampai habis oleh mereka bertiga. Setelah kejasusan itu kami selalu mengulanginya lagi bila ada kesempatan baik berdua bertiga maupun berempat.



Namun sekarang kami telah saling berjauhan sehingga untuk memuaskan birahi birahiku aku sering jajan di kafe-kafe di kota Solo ini ataupun dengan rekan-rekan cewek di tempat kusarih yang akrab denganku. Tapi tak satu pun dheri mereka yang menjadi pacarku. Nah, bagi rekan-rekan yang ingin berkenalan silakan kontak emailku. Pasti aku balas.



TAMAT

Smack Down Memek







perjalanan nafsu febi

Kulepaskan tubuh Febi, kambali kami bercinta dengan doggie style, tak terasa lebih setengah jam kami bercinta, belum ada tanda tanda orgasme diantara kami. Kami berganti posisi, Febi sudah di pangkuanku, tubuhnya turun naik mengocokku, buah dadanya berayun ayun di mukaku, segera kukulum dan kusedot dengan penuh gairah hingga kepalaku terbenam diantara kedua bukitnya. Gerakan Febi berubah menjadi goyangan pinggul, berputar menari hula hop di pangkuanku, berulang kali dia menciumiku dengan gemas, sungguh tak pernah terbayangkan kalau akhirnya aku bisa saling mengulum dengannya. Tak lama kemudian, tiba tiba Febi menghentikan gerakannya, dia juga memintaku untuk diam.
“Sebentar Om, Febi nggak mau keluar sekarang, masih banyak yang kuharapkan dari Om” katanya sambil lebih membenamkan kepalaku di antara kedua bukitnya, aku hampir tak bisa napas.
“Kamu turun dulu” pintaku
“Tapi Om, Febi kan belum” protesnya
“Udahlah percaya Om” potongku

perjalanan nafsu febi

Kulepaskan tubuh Febi, kambali kami bercinta dengan doggie style, tak terasa lebih setengah jam kami bercinta, belum ada tanda tanda orgasme diantara kami. Kami berganti posisi, Febi sudah di pangkuanku, tubuhnya turun naik mengocokku, buah dadanya berayun ayun di mukaku, segera kukulum dan kusedot dengan penuh gairah hingga kepalaku terbenam diantara kedua bukitnya. Gerakan Febi berubah menjadi goyangan pinggul, berputar menari hula hop di pangkuanku, berulang kali dia menciumiku dengan gemas, sungguh tak pernah terbayangkan kalau akhirnya aku bisa saling mengulum dengannya. Tak lama kemudian, tiba tiba Febi menghentikan gerakannya, dia juga memintaku untuk diam.
“Sebentar Om, Febi nggak mau keluar sekarang, masih banyak yang kuharapkan dari Om” katanya sambil lebih membenamkan kepalaku di antara kedua bukitnya, aku hampir tak bisa napas.
“Kamu turun dulu” pintaku
“Tapi Om, Febi kan belum” protesnya
“Udahlah percaya Om” potongku

perjalanan nafsu febi

Kulepaskan tubuh Febi, kambali kami bercinta dengan doggie style, tak terasa lebih setengah jam kami bercinta, belum ada tanda tanda orgasme diantara kami. Kami berganti posisi, Febi sudah di pangkuanku, tubuhnya turun naik mengocokku, buah dadanya berayun ayun di mukaku, segera kukulum dan kusedot dengan penuh gairah hingga kepalaku terbenam diantara kedua bukitnya. Gerakan Febi berubah menjadi goyangan pinggul, berputar menari hula hop di pangkuanku, berulang kali dia menciumiku dengan gemas, sungguh tak pernah terbayangkan kalau akhirnya aku bisa saling mengulum dengannya. Tak lama kemudian, tiba tiba Febi menghentikan gerakannya, dia juga memintaku untuk diam.
“Sebentar Om, Febi nggak mau keluar sekarang, masih banyak yang kuharapkan dari Om” katanya sambil lebih membenamkan kepalaku di antara kedua bukitnya, aku hampir tak bisa napas.
“Kamu turun dulu” pintaku
“Tapi Om, Febi kan belum” protesnya
“Udahlah percaya Om” potongku

gelora nafsu sepupuku

Pertama kali aku mengenal dirinya, aku kagum dengan budi pekerti dan kesopanan bicaranya. Saat itu aku masih ingat, dia telah duduk di bangku akhir SLTP dan usianya menginjak 15 tahun, namanya Eva, ya.. Eva, mengnafsukan sekali namanya semengnafsukan orangnya. Waktu itu aku telah bertunangan dengan kakak sepumempunyai yang sekarang telah menjadi bini tercintaku dan dikaruniai seorang putra yang lucu.

gelora nafsu sepupuku

Pertama kali aku mengenal dirinya, aku kagum dengan budi pekerti dan kesopanan bicaranya. Saat itu aku masih ingat, dia telah duduk di bangku akhir SLTP dan usianya menginjak 15 tahun, namanya Eva, ya.. Eva, mengnafsukan sekali namanya semengnafsukan orangnya. Waktu itu aku telah bertunangan dengan kakak sepumempunyai yang sekarang telah menjadi bini tercintaku dan dikaruniai seorang putra yang lucu.

gelora nafsu sepupuku

Pertama kali aku mengenal dirinya, aku kagum dengan budi pekerti dan kesopanan bicaranya. Saat itu aku masih ingat, dia telah duduk di bangku akhir SLTP dan usianya menginjak 15 tahun, namanya Eva, ya.. Eva, mengnafsukan sekali namanya semengnafsukan orangnya. Waktu itu aku telah bertunangan dengan kakak sepumempunyai yang sekarang telah menjadi bini tercintaku dan dikaruniai seorang putra yang lucu.

gelora nafsu sepupuku

Pertama kali aku mengenal dirinya, aku kagum dengan budi pekerti dan kesopanan bicaranya. Saat itu aku masih ingat, dia telah duduk di bangku akhir SLTP dan usianya menginjak 15 tahun, namanya Eva, ya.. Eva, mengnafsukan sekali namanya semengnafsukan orangnya. Waktu itu aku telah bertunangan dengan kakak sepumempunyai yang sekarang telah menjadi bini tercintaku dan dikaruniai seorang putra yang lucu.

cerita ngentot feny dan bapak nya

Selepas SMA, Fenti, waktu itu 20 tahun, melanjutkan studinya ke Akademi Sekretheris ternama di Bandung. Dengan wajah sangat mengnafsukan, tubuh tinggi semampai, dan kemampuan akademis yang cukup baik, pantaslah kalau Fenti memasuki akademi tersebut. Pacar Fenti sejak SMA, Ganjar, tetap setia dan makin serius dalam menjalin hubungan dengan Fenti.

cerita ngentot feny dan bapak nya

Selepas SMA, Fenti, waktu itu 20 tahun, melanjutkan studinya ke Akademi Sekretheris ternama di Bandung. Dengan wajah sangat mengnafsukan, tubuh tinggi semampai, dan kemampuan akademis yang cukup baik, pantaslah kalau Fenti memasuki akademi tersebut. Pacar Fenti sejak SMA, Ganjar, tetap setia dan makin serius dalam menjalin hubungan dengan Fenti.

cerita ngentot feny dan bapak nya

Selepas SMA, Fenti, waktu itu 20 tahun, melanjutkan studinya ke Akademi Sekretheris ternama di Bandung. Dengan wajah sangat mengnafsukan, tubuh tinggi semampai, dan kemampuan akademis yang cukup baik, pantaslah kalau Fenti memasuki akademi tersebut. Pacar Fenti sejak SMA, Ganjar, tetap setia dan makin serius dalam menjalin hubungan dengan Fenti.

cerita ngentot feny dan bapak nya

Selepas SMA, Fenti, waktu itu 20 tahun, melanjutkan studinya ke Akademi Sekretheris ternama di Bandung. Dengan wajah sangat mengnafsukan, tubuh tinggi semampai, dan kemampuan akademis yang cukup baik, pantaslah kalau Fenti memasuki akademi tersebut. Pacar Fenti sejak SMA, Ganjar, tetap setia dan makin serius dalam menjalin hubungan dengan Fenti.

cerita panas dengan adiku 2

Beberapa detik masih terngiang tentang kejasusan tadi. Adikku yang terakung telah aku saksikan dalam kondisi paling privat. Tiba-tiba secara fisik aku merasa Dody seperti bukan adik kecilku yang dulu selalu bergulat berguling-guling di lantai denganku yang sampai kemherin masih suka bermanja-manja di pangkuanku. Masih terngiang bentuk kontol kemaluannya yang menurutku besar. Dalam hal ini aku betul-betul buta tentang ukuran-ukuran itu, bayanganku dulu kontol kemaluan paling besar dan panjang ialah sebesar kemasan Redoxon saja. Tetapi di kemususan hheri kuketahui bahwa memang ada kontol kemaluan yang segitu bahkan lebih kecil, tetapi ada juga yang sebesar botol Aqua ukuran sgilag itu.


cerita panas dengan adiku 2

Beberapa detik masih terngiang tentang kejasusan tadi. Adikku yang terakung telah aku saksikan dalam kondisi paling privat. Tiba-tiba secara fisik aku merasa Dody seperti bukan adik kecilku yang dulu selalu bergulat berguling-guling di lantai denganku yang sampai kemherin masih suka bermanja-manja di pangkuanku. Masih terngiang bentuk kontol kemaluannya yang menurutku besar. Dalam hal ini aku betul-betul buta tentang ukuran-ukuran itu, bayanganku dulu kontol kemaluan paling besar dan panjang ialah sebesar kemasan Redoxon saja. Tetapi di kemususan hheri kuketahui bahwa memang ada kontol kemaluan yang segitu bahkan lebih kecil, tetapi ada juga yang sebesar botol Aqua ukuran sgilag itu.

cerita panas dengan adiku 2

Beberapa detik masih terngiang tentang kejasusan tadi. Adikku yang terakung telah aku saksikan dalam kondisi paling privat. Tiba-tiba secara fisik aku merasa Dody seperti bukan adik kecilku yang dulu selalu bergulat berguling-guling di lantai denganku yang sampai kemherin masih suka bermanja-manja di pangkuanku. Masih terngiang bentuk kontol kemaluannya yang menurutku besar. Dalam hal ini aku betul-betul buta tentang ukuran-ukuran itu, bayanganku dulu kontol kemaluan paling besar dan panjang ialah sebesar kemasan Redoxon saja. Tetapi di kemususan hheri kuketahui bahwa memang ada kontol kemaluan yang segitu bahkan lebih kecil, tetapi ada juga yang sebesar botol Aqua ukuran sgilag itu.



Aku membandingkannya dengan bentuk kemaluanku sendiri yang kecil, jika ada benda yang jauh lebih besar dheri lingkarannya bagaimana bisa masuk, tapi kemususan terpikir olehku jika bayi saja bisa keluar mengapa benda yang lebih kecil dherinya tidak bisa masuk. Aku tidak bisa berimajinasi kalau dulu aku sering melihat Dody telanjang dan burungnya itu paling-paling cuma sebesar jempol tanganku, tapi sekarang sungguh berbeda, melihatnya kontol kemaluan Dody yang sebesar dan sepanjang itu benar-benar membikin shok. Apalagi dalam keadaan sgilag berfungsi seperti itu.



Tiba-tiba aku dikagetkan oleh pintu kamarku yang terkuak dan melihat Dody sgilag memegang botol Sheri Ayu-ku dan terpaku di pintu.

“Eh.. Mbak.. udah balik ya?” tangannya berusaha menutupi botol lotion itu tapi tak berhasil.

“Itu Sheri Ayu-ku khan? Buat apa hayo?” Didikan papaku tiba-tiba saja keluar, tegas dan tanpa basa-basi. Dody berdiri di pintu dan memandangku. Aku masih duduk di tepi ranjang, aku melihatnya berkeringat deras sekali.

“Ke sini!” aku sedikit mensayatkan suaraku, dan dia bergerak mendekatiku terus duduk di sampingku. Aku mendekapnya dan terdiam beberapa detik. Aku tidak sanggup memilih kata-kata, aku menyadheri apa yang dilakukannya barusan jauh lebih baik dheripada dia melakukannya benaran untuk melampiaskan birahinya.

“Sudah sana mandi dulu, Mbak udah tahu semua!” dia pun bangun dan bergerak keluar kamarku. Sempat-sempat aku melirik pantatnya yang bagus bulat dan tampak kokoh, tercetak di balik celana pendeknya.



Kejasusan ketiga inilah inti dheri kesemuaan ceritaku. Saat itu Dody telah naik kelas tiga dan aku sendiri telah berani raba-rabaan sama Pin-pin. Meski jarang yang sampai telanjang bulat, kadang-kadang apa yang dilakukan Pin-pin bisa membikinku melayang, aku tidak tahu apakah itu yang disebut klimak atau tidak. Cuma setelahnya memang membikinku akung banget sama Pin-pin. Kadang-kadang aku melakukan ngocok juga. Sebaliknya Dody dalam pengamatanku sekarang jadi anak yang serius dan cenderung jadi pendiam.



Sesekali Pin-pin mengajakku nonton film blue, kadang-kadang di rumahnya yang besar kadang-kadang juga di kamarku, untuk menambah pengetahuan alasannya. Meskipun tidak sering, sesekali setelah nonton film itu, kami bercumbu. Pertama sih cuma cium-ciuman saja, lama kelamaan aku jadi makin berani dilucuti. Kalau dulu diraba saja telah gemetaran, sekarang kalau cuma dicium rasanya seperti ada yang kurang. Kadang-kadang rabaannya membikinku melayang dan membikinkan membiarkannya melepaskan bajuku. Sering cumbuannya begitu mteriaksangku sehingga kadang ketika tersadar Pin-pin telah berada di antara pahaku yang terbentang dan aku merasakan kontol kemaluannya telah menempel di pintu lubang kemaluanku dan kurasakan seperti sgilag menekan-nekan masuk. Kadang kepalanya telah hampir masuk semua. Sampai tahap itu biasanya aku tersadar, bangun dan mendorongnya perlahan-lahan, mendekapnya sambil berbisik.



“Kamu kan janji, nggak sampai begini khan?”

Biasanya Pin-pin tersadar dan tidak marah. Kadang sebagai tanda terima kasihku, aku membheringkannya dan sambil duduk di atas lututnya bertelanjang bulat, aku menyelesaikan birahinya itu. Aku urut kontol kemaluannya perlahan-lahan, dan mengadopsi dheri ilmunya si Dody, aku mengoleskan Sheri Ayu untuk bahan pelicin. Ejakulasinya kadang-kadang kuat sekali menerpa dada dan perutku. Begitu kuat sampai lututnya kurasakan gemetar dan kejang kurasakan di selangkanganku yang mendudukinya. Secara umum aku masih perawan sampai detik ini (jika ukurannya telah penetrasi atau belum).



Kejasusannya dengan Dody terjadi di suatu sore hheri. Hheri itu hheri cuti dan di kampus ada acara hiking pada hheri sebelumnya dan baru selesai pada sekitar jam 3 sore. Pokoknya super lelah deh. Saat itu hujan deras sekali, dan sekasarin berbasah-basah aku boncengan sama Pin-pin balik. Pin-pin cuma mengantarku sampai depan rumah dan langsung balik. Aku sambil berbasah-basah, aku membuka kunci pintu rumah, langsung ke kamar mandi belakang untuk melepas bajuku yang basah kuyup. Aku lihat Dody sgilag tertidur nyenyak di atas karpet di ruang tengah. Sementara itu hujan di luar tampak makin deras saja.



Aku segera melepas kaosku yang basah kuyup, bra, celana jeans dan celana dalamku. Aku merasakan kulit pinggulku seperti berkerut-kerut kedinginan terkena air hujan, terutama di bagian karet celana dalamku yang membentuk tekstur akibat tergencet dua hheri berturut-turut. Perutku rasanya dingin sekali, toketku makin keras dan terutama putingnya yang tegak mengacung akibat kedingingan. Aku menggunakan piyama warna pink muda yang tadi aku sambar dheri jemuran dan tanpa mengenakan apa-apa di baliknya aku mengenakannya setelah membilas diri di shower. Guyuran airnya rasanya hangat dibandingkan terpaan air hujan tadi.



Aku keluar dheri kamar mandi berpiyama dan memasukkan baju kotor tadi di tempat cucian dan bergegas masuk rumah. Dody masih tertidur dengan nyenyak di karpet, TV masih menyala, sedangkan itu hujan terdengar makin keras saja disertai angin dan petir. Perutku tiba-tiba terasa begitu lapar, sedangkan itu badanku rasanya pegal-pegal. Aku ambil roti di atas meja dan memakannya dengan ganas sambil rebahan di sofa. Dody bercelana pendek dan berkaos oblong sgilag tertidur nyenyak terdengar dheri suara dengkurannya perlahan-lahan. Di celana pendeknya terlihat bongkahan besar buah zakarnya dan samar-samar tercetak sebentuk kontol seukuran lem UHU stick ukuran kecil tampak mengarah ke atas agak miring ke kiri. Kaosnya agak tteriakkat sedikit ke atas sehingga perutnya terlihat samar-samar ditumbuhi bulu-bulu mulus.



Aku habiskan setangkup sandwich dan mulai memakan setangkup berikutnya sambil rebahan di sofa panjang di ujung karpet di mana Dody sgilag tertidur. TV sgilag menayangkan MTV most wanted, VJ-nya Sarah, kemususan ada lagu dheri Westlife. Boleh juga boys-band sekarang, mereka keren-keren. Karena lelahnya, aku rebahan di sofa sambil merasakan secara perlahan-lahan tubuhku mulai menghangat meskipun cuma diselimuti piyama tipis itu tanpa apa-apa di baliknya. Aku ambil bantal kecil dan menyelipkannya di antara pahaku dan merasakan hangatnya meresap ke dalam tubuku bagian bawah. Dody membalikkan badannya dan tengkurap dan terus tidur nyenyak.



Maksudku detik itu rebahan sebentar kemususan aku masuk kamar ganti baju dan terus tidur di kamar, eh nggak tahunya tanpa terasa aku benar-benar tertidur di sofa detik itu. Biasa saja sebenarnya aku tertidur di sofa dan bukan kali itu saja. Tapi kali itu karena lelahnya aku tidak sempat tukar piyama, atau setidaknya menggunakan sesuatu di baliknya. Sehingga aku tidak menyadheri detik aku tertidur, sesosok mata sgilag menyaksikanku dheri jarak yang begitu dekat. Begitu lelahnya aku sehingga tanpa kusadheri kain piyamaku tersingkap dan ketika kaki kananku tteriakkat dan menyandar di sandaran sofa, selangkanganku yang penuh rambut betul-betul terkuak lebar cuma sekian meter saja dheri seorang anak muda yang sgilag dalam puncak-puncaknya mencheri pengetahuan tentang seks.



Sementara aku sendiri sgilag bermimpi. Dalam mimpiku aku merasa sgilag dituntun Pin-pin sgilag menuruni bukit. Tapi detik itu aku merasakan cuma kami berdua saja dan merasakan tiba di suatu padang yang luas dan penuh dengan rumput-rumput yang tinggi dan hijau muda, dengan bunga-bunganya yang indah. Pin-pin mengajakku beristirahat dan kami rebahan sambil memandangi dataran di bawah yang tampak kotak-kotak seperti puzzle. Pin-pin mendekapku dan aku merasakan dadanya yang luas dan kuat sgilag merengkuhku dengan hangat mengalahkan dinginnya hembusan angin gunung itu.



Kemususan aku merasakan nikmatnya ketika jemheri-jemherinya mulai meremas-remas toketku, putingku dijepitnya dengan jheri tengah dan telunjuk. Aku mulai merengkuh pinggulnya dan menggerakkan tanganku ke selangkangannya dan menemukan bahwa kontol kemaluannya itu telah terkuak sehingga aku bisa merasakan tekstur kulit yang seperti berulir oleh urat-urat yang menonjol. Sementara itu aku merasakan tangannya bergerak menyusup di antara pahaku dan tiba-tiba aku merasakan telah telanjang bulat. Jemherinya mengelus-belai selangkanganku dan mengucek itilku dengan cepat. Aku merasakan nafsu yang makin naik, dan tiba-tiba aku merasakan ada anak-anak kecil berlherian di antara kami. Aku melihat senyuman Pin-pin dan ketika aku meraih wajahnya aku merasakan sesuatu yang hangat mulai masuk perlahan-lahan ke dalam tubuhku melalui selangkanganku.



Gairahku makin naik seiring dengan masuknya kontol kemaluannya itu. Dody meletakkan kedua sikunya di antara dadaku sehingga dadanya menghimpit toketku dan tiba-tiba kurasakan sesuatu yang keras menghentak masuk luabang kemaluanku dan aku merasakan sedikit rasa perih tepat ketika sesuatu menggelitik itilku. Tampaknya semua kontolnya telah masuk. Dia mengangkat pahaku dan membukankah lebar-lebar sebelum dia menherik pinggulnya sehingga kontolnya tertherik keluar perlahan-lahan. Rasanya mulai terasa nikmat. Aku mteriakkulkan tanganku ke lehernya dan tiba-tiba dia menghentakkan pinggulnya dengan kuat.



Ketika aku membuka mata aku akan menjerit tapi segera tertutupi sepasang bibir hangat. Tubuhku tergeletak sebagian di sofa, posisiku sedikit miring sehingga pinggulku berada di pinggiran sofa. Piyamaku terkuak lebar sehingga perut dan dadaku terkuak. Sepasang tangan mteriakkul punggungku dengan kuat di antara piyamaku yang terkuak. Paha kananku terbentang ke sandaran sofa, tertindih pinggul dan perutnya sedangkan paha kiriku berjuntai ke lantai tertahan sebentuk paha kokoh. Tapi bukan itu yang membikinku menjerit. Sesuatu yang keras dan hangat terasa mengganjal di dalam kemaluanku yang terasa seperti tertusuk-tusuk jarum tapi ada sedikit rasa enak ketika ditherik dan ditusukkan lagi perlahan-lahan.



Kesadaranku masih sedikit melayang antara mimpi dan kenyataan dan ketika mulai sadar penuh aku meronta. Dody menindihku dan sgilag bergerak-gerak perlahan menusuk-nusukkan kontol kemaluannya ke dalam saring kepuasanku. Kedua tangannya merengkuh punggungku di antara piyamaku yang terkuak sehingga membikin kedua tanganku berada di antara lehernya. Dadaku terhimpit kuat di bawah dadanya yang telanjang. Pinggulnya terus bergerak-gerak dengan kuat. Aku meronta-ronta sambil menjerit tapi kembali bibirnya menutupi bibirku sehingga jeritanku seperti tertelan suara hujan yang masih saja deras.



Aku menjambak rambutnya dan meronta-rontakan kedua pahaku tapi himpitannya benar-benar kuat. Kedua tangannya mengelus-elus punggungku. Tapi tampaknya tenagaku tak cukup kuat melawan kehendaknya, apalagi kondisiku detik itu begitu lelahnya. Sehingga akhirnya yang terjadi aku menyerah, dan merasakan tubuhnya memompaku dengan cepat dan kuat. Gesekan-gesekan kontol kemaluannya betul-betul mengkanvaskanku. Antara rasa nikmat yang kadang-kadang sempat muncul dan rasa perih yang juga bersamaan terasa, membikinku benar-benar di bawah kungkungan birahinya.



Rasanya lama sekali dia melakukan itu, cukup lama untuk merubah rasa perih yang ada menjadi rasa nikmat yang aneh. Sampai suatu detik Dody melepaskan rangkulannya dan mulai bergerak cepat sekali bergesekan-gesekkan kontol kemaluannya. Meskipun tubuhku lepas dheri kungkungan itu, tapi tubuhku telah tidak sanggup lagi bereaksi terhadap perbuatannya dan membiarkannya menyelesaikannya.



Beberapa detik kemususan Dody seperti menggelinjang dan tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang hangat di dalam saring kepuasanku, sesuatu yang tiba-tiba mengalirkan rasa nyaman yang teramat sangat di tubuhku sebelum aku sadar apa yang terjadi dan bangun sambil berteriak dan mendorong tubuhnya sehingga menekuk kontol kemaluannya yang sgilag menusuk-nusuk sangat cepat ke dalam tubuhku.

“Dod.. jangan di dalam..!” Tapi aku terlambat, Dody telah menyuntikkan sejumlah besar pejuh ke dalam lubang kemaluanku. Dody berkeringat deras dan masih bergerak-gerak cepat ketika aku meronta dan menyebabkan kontol kemaluannya terlepas dheri dalam lubang kemaluanku. Aku melihatnya tampak berkilat, kokoh dan mendongak ke atas, kepala pelernya tampak penuh dan berkilat merah tua, ujung masih sempat menyemprotkan cairan pejuhnya dan jatuh bergerai-gerai di atas rambut kemaluanku, tampak setitik cairan putihnya menetes jatuh ke karpet.



Dengan lemah aku bangun dan menamparnya keras sekali, dan dengan sisa-sisa tenaga aku berlheri masuk ke kamar dan membanting pintunya dengan kuat. Aku menangis sejadi-jadinya di atas ranjang. Kejasusan di sore hheri itu membikinku tak bisa berpikir sampai berhheri-hheri. Bayangkan adikku sendiri memperkosaku justru di detik aku mulai menganggapnya berubah. Meskipun aku sendiri tidak menganggapnya sepenuhnya salah. Aku merasa salah juga detik itu mengapa memberikannya peluang, di detik aku betul-betul lengah. Setidaknya aku berpikir masih untung dia bukanlah adik kandungku sendiri. Aku bahkan tidak bisa bercerita kepada siapa pun. Tidak kepada Papa dan Mama, apalagi kepada Pin-pin. Salah satu pikiran terberatku, bagaimana kalau aku hamil mengingat begitu banyak pejuhnya yang masuk ke dalam saring kepuasanku. Justru bukan di persenggamaannya aku terbebani, malahan kadang-kadang aku masih sering memimpikan apa yang dilakukannya padaku itu. Juga aku bertanya-tanya kenapa tidak ada darah yang keluar, bukankah aku sendiri merasa gak pernah melakukan itu.



Kelegaan aku alami ketika sampai sekian bulan aku tidak pernah telat memperolehkan haid. Tapi sampai berbulan-bulan kemususan aku jarang bertegur sapa dengan Dody, kami seperti dua orang di dua dunia yang berbeda. Dody sibuk dengan urusannya sendiri begitu juga aku. Juga hubunganku dengan Pin-pin jadi agak canggung, kami jadi jarang bercumbu. Aku takut ketahuan Pin-pin bahwa seseorang telah merasakanku sebelumnya. Sekarang Dody telah kusarih di Bandung dan kami jarang-jarang sekali ketemu. Setiap ketemu selalu ada rasa tertentu yang muncul setiap kali dia memandangku. Papa dan Mama selalu bangga pada kami berdua.



TAMAT

Kwon Boa Korean Singer Actress Sing A songs

Nick or nick name name : Kkamshi she bon on 5th November 1986 at Kyung Gi Do her measuraments is 162cm Kwon Boa One of the most promising young artists in South East Asia by the time she was 15, Kwon Boa was signed to a South Korea record label, SM Entermainment. She came to the attention of Japanese label, Avex, after her debut album ID: PEACE B made Top 10 in Korea; and in 2001, signed a recording deal with the label. Since then, all of her singles charted Oricon ranking (Japanese equivalent to Billboard).

When (who manages one of Japan’s top entertainers, Yungsung Akanemi) saw BoA, they took upon themselves the responsibility of her dance and vocal training. As a result, they introduced one of the top instructors to BoA. Sakuma, who had been recognized as Japan’s best dancer, gave BoA dance lessons, and Japan’s top hip hop dancer Kazeu personally came to Korea to choreograph BoA’s debut album. Sakuma even praised BoA saying "When compared to the Japanese dancers who do nothing but dance, her skills are right up at that level. And among the female singers who do both singing and dancing, there is no one who has the skills that BoA has. There has been no one this young who can dance so well."

Boa Kwon, South Korean Cute singerBoa Kwon, South Korean Cute singerBoa Kwon, South Korean Cute singer


KWON BOA Boa Kwon, South Korean Cute singer Boa Kwon, South Korean Cute singer

Friday, October 28, 2011

Thursday, October 27, 2011

Berpacu dalam nafsu - 1

Perjalanan Bisnis ke Surabaya sebenarnya sungguh menyenangkan, karena akan ketemu dengan sobat lama yang sudah lama kutinggalkan, sayangnya suamiku Hendra tidak bisa menemaniku karena kesibukannya.

Sang Dewi - 1

Aku sama sekali tak menyangka bakal ketemu Dewi di lobby sebuah hotel berbintang di kawasan pantai senggigi Lombok bersama seorang laki laki cina yang sudah cukup umur, mungkin sekitar 55 tahun, yang aku tahu pasti bukan suaminya, mereka bergandengan mesra melintasi lobby tanpa memperhatikan sekitarnya, aku yakin dia tidak melihat keberadaanku di sana, mereka menuju sebuah mobil mewah yang sudah menunggu di depan lobby dan melesat pergi.